Kau palingkan muka
Bila ku memandang
Kau percikkan ludah
Bila ku menyapa
Begitu tega
Kau patahkan hatiku
Begitu tega
Kau hinakan diriku
Ku tahu diriku
Tiada berharga
Tetapi janganlah
Kau percikkan ludah
Anjing lebih mulia
Dalam pandanganmu
Hingga kau anggap aku
Sampah yang berbau
Kalau engkau tak sudi
Jangan begitu caramu
Sungguh penghinaanmu
Menyakiti hatiku
Cantiknya wajahmu
Memang tak terkata
Indahnya tubuhmu
Memang tiada tara
Tapi betapa
Rendah benar budimu
Tapi betapa
Buruk benar akhlakmu
Jikalau begitu
Budi pekertimu
Tiada berarti
Hai kecantikanmu
Anjing lebih mulia
Dalam pandanganmu
Hingga kau anggap aku
Sampah yang berbau
Kalau engkau tak sudi
Jangan begitu caramu
Sungguh penghinaanmu
Menyakiti hatiku
Cantiknya wajahmu
Memang tak terkata
Indahnya tubuhmu
Memang tiada tara
Tapi betapa
Rendah benar budimu
Tapi betapa
Buruk benar akhlaqmu
Jikalau begitu
Budi pekertimu
Tiada berarti
Anjing lebih mulia
Dalam pandanganmu
Hingga kau anggap aku
Sampah yang berbau
Kalau engkau tak sudi
Jangan begitu caramu
Sungguh penghinaanmu
Menyakiti hatiku
Cantiknya wajahmu
Memang tak terkata
Indahnya tubuhmu
Memang tiada tara
Tapi betapa
Rendah benar budimu
Tapi betapa
Buruk benar akhlaqmu
Jikalau begitu
Budi pekertimu
Tiada berarti
Hai kecantikanmu